Lampung Timur, 3 Juni 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 yang mengusung tema “Mengakhiri Polusi Plastik”, Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Lampung Timur menyelenggarakan diskusi publik di aula kampus UNU. Kegiatan ini menjadi ruang dialog terbuka untuk memperkuat sinergi berbagai pihak dalam menghadapi krisis iklim dan persoalan sampah plastik, baik melalui kebijakan, pendidikan, maupun aksi komunitas.
Diskusi dibuka secara resmi oleh Rektor UNU Lampung Timur, H. M. Miftahudin, S.Ag., M.Sy. Dalam sambutannya, beliau menyoroti bahwa perubahan iklim dipicu oleh banyak faktor, termasuk hilangnya tutupan lahan dan tingginya polusi plastik. Ia menegaskan kesiapan UNU untuk berkolaborasi dengan pemangku kepentingan, terutama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lampung Timur, melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang akan diarahkan ke desa-desa Proklim.
Turut hadir Direktur Eksekutif Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS), Febrilia Ekawati, yang memenuhi undangan sebagai salah satu mitra dalam bidang konservasi dan pendidikan lingkungan. Dalam kesempatan tersebut, Febrilia menegaskan pentingnya peran lintas sektor dalam mendorong aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, terutama di tingkat akar rumput.
“YKWS berharap kegiatan ini tidak berhenti pada diskusi semata, tetapi dapat ditindaklanjuti dengan aksi kolaboratif yang nyata dan berkelanjutan, khususnya dalam memperkuat kapasitas masyarakat desa Proklim dan generasi muda melalui pendidikan iklim yang inklusif,” ungkap Febrilia. Ia juga menambahkan bahwa pendekatan berbasis komunitas adalah kunci dalam membangun ketahanan iklim yang adil dan partisipatif.
Kabupaten Lampung Timur sendiri merupakan salah satu wilayah di Provinsi Lampung yang aktif dalam pelaksanaan Program Kampung Iklim (Proklim), dengan 30 desa yang telah tergabung. Program ini menunjukkan komitmen daerah dalam membangun aksi iklim lokal yang adaptif dan berorientasi pada keberlanjutan.
Diskusi ini juga menggarisbawahi dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian, mulai dari peningkatan risiko bencana, perubahan pola tanam, stres pada tanaman, hingga melonjaknya serangan hama dan penyakit yang dapat menyebabkan gagal panen. Situasi ini mengancam ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
Melalui kegiatan ini, UNU Lampung Timur dan pemangku kepentingan lainnya berharap dapat menggerakkan lebih banyak pihak untuk terlibat dalam aksi nyata melawan perubahan iklim dan polusi plastik, serta memperkuat peran pendidikan tinggi dalam membentuk generasi yang sadar lingkungan dan siap menghadapi tantangan masa depan.


